Foto: AFP/ALEXANDER ZEMLIANICHENKO
Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Utara telah mengirimkan sekitar 6.700 kontainer yang membawa jutaan amunisi ke Rusia sejak Juli tahun lalu untuk mendukung perangnya melawan Ukraina.
Menteri Pertahanan Nasional Korea Selatan Shin Won Sik mengatakan kontainer tersebut mungkin membawa lebih dari 3 juta peluru artileri 152 mm, atau 500.000 peluru 122 mm.
“Ini mungkin merupakan campuran dari keduanya, dan Anda dapat mengatakan bahwa setidaknya beberapa juta peluru telah dikirim,” kata Shin, menurut kantor berita Yonhap, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (28/2/2024).
Ratusan pabrik amunisi Korea Utara beroperasi dengan kapasitas sekitar 30% karena kekurangan bahan baku dan listrik, namun pabrik yang memproduksi peluru artileri untuk Rusia tetap beroperasi “dengan kecepatan penuh,” tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut sumber pembuatannya.
Seoul dan Washington menuduh Pyongyang dan Moskow saling bertukar senjata dan mengecam Korea Utara karena memasok senjata ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina. Kedua negara telah membantahnya meskipun mereka berjanji untuk memperkuat kerja sama militer.
Dalam lembar fakta Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) yang dirilis akhir pekan lalu, Korea Utara telah mengirimkan lebih dari 10.000 kontainer amunisi atau bahan terkait ke Rusia sejak September.
Sebagai imbalannya, Korea Utara telah menerima sekitar 9.000 kontainer yang sebagian besar berisi persediaan makanan, yang menurut Shin telah membantu menstabilkan harga di sana.
Seorang pejabat di kementerian pertahanan Seoul mengatakan pihaknya tidak dapat mengkonfirmasi jumlah tersebut, namun mengutip Shin yang mengatakan bahwa Rusia telah mengirim hampir 30% lebih banyak kontainer sejak bulan Juli ke Korea Utara dibandingkan yang dikirim oleh Korea Utara.
Shin mengatakan Korea Utara dapat menembakkan satelit lain pada awal bulan depan karena Moskow terus memberikan bantuan teknis, dan Pyongyang juga meminta bantuan dalam bidang teknologi pesawat terbang dan peralatan mobilitas darat.
“Tidak jelas berapa banyak yang akan diberikan Rusia, namun makin Rusia bergantung pada peluru artileri Korea Utara, semakin besar tingkat transfer teknologi https://ujiemisiapel.com/Rusia,” katanya.