Foto: Lithium (AP/Dado Galdieri)
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan dalam rangka mendukung transisi energi dan pengembangan energi hijau, pihaknya telah melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah tersebut. Adapun dari hasil penyelidikan, wilayah ini menyimpan kadar litium dan boron yang cukup menjanjikan.
“Badan Geologi telah melakukan kegiatan eksplorasi mineral litium dan boron. Hasil penyelidikan yang kami lakukan menunjukkan beberapa wilayah dengan kadar litium dan boron yang cukup menjanjikan,” kata Wafid dalam Konferensi Pers, beberapa waktu yang lalu.
Wafid membeberkan, semula pihaknya melakukan penelitian dengan pengambilan air asin dan garam di wilayah Bledug Kuwu, Jawa tengah yang mempunyai fenomena semburan lumpur mirip Lapindo. Adapun dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa wilayah Bledug Kuwu menyimpan kandungan mineral berupa lithium.
“Pengambilan sampel untuk analisis litium dilakukan dengan mengambil air yang keluar dari gunung lumpur tersebut. Selain itu, sampel air juga diambil pada tambang garam tradisional. Petani garam menyalurkan air yang keluar dari gunung lumpur lalu diendapkan selama kurang lebih 2 (dua) minggu sampai mengkristal menjadi garam,” kata dia.
Berdasarkan catatannya, air yang keluar pada gunung lumpur Bledug Kuwu mempunyai kadar litium 103 – 111 ppm dan boron 464 – 534 ppm. Sedangkan air sisa pada tambang garam mempunyai kadar litium mencapai 1059 – 1110 ppm dan boron 2660 – 2781 ppm.
Menurut Wafid terdapat peningkatan kadar litium dan boron yang signifikan setelah garam mengkristal sehingga dapat menjadi sumber baru litium dan boron. Kadar litium yang tinggi tersebut menjadi rekomendasi untuk penyelidikan tahap selanjutnya yaitu eksplorasi dengan studi geofisika dan hidrogeologinya.
“Pengelolaannya dan pemanfaatannya dilakukan dengan mekanisme sesuai lelang mineral logam sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, mineral lithium sendiri merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan baterai kendaraan listrik selain nikel. Sementara, untuk mineral boron merupakan komponen penting hydrogen fuel cells yang merupakan energi alternatif untuk kendaraan listrik, boron juga menjadi bahan baku dari neodymium-iron-boron (NdFeB) magnet, dan bahan baku untuk Pyrex. Permintaan boron naik 30% di tahun 2022 dan diperkirakan akan naik seiring dengan permintaan EV dan industri EBT di tahun-tahun https://ujiemisiapel.com/mendatang.